Laman

Kamis, 17 Februari 2011

RAHASIA KHUSYUK SHALAT (Versi Hatim Al-Isam)

RAHASIA KHUSYUK SHALAT (Versi Hatim Al-Isam)

Seorang ahli ibadah bernama Isam bin Yusuf, dia sangat warak dan sangat khusyuk solatnya. Namun dia selalu khawatir kalau-kalau ibadahnya kurang khusyuk dan selalu bertanya kepada orang yang dianggapnya lebih baik ibadahnya, demi untuk memperbaiki dirinya yang selalu dirasakan kurang khusyuk.
Pada suatu hari, Isam menghadiri majlis seorang abid bernama Hatim Al-Isam dan bertanya : “Wahai Aba Abdurrahman, bagaimanakah caranya tuan solat?”Hatim berkata : “Apabila masuk waktu solat aku berwudhu’ zahir dan batin.”
Isam bertanya, “Bagaimana wudhu’ zahir dan batin itu?”Hatim berkata, “Wudhu’ zahir sebagaimana biasa, yaitu membasuh semua anggota wudhu’ dengan air. Sementara wudhu’ batin ialah membasuh anggota dengan tujuh perkara :-

1. bertaubat
2. menyesali dosa yang dilakukan
3. tidak tergila-gilakan dunia
4. tidak mencari / mengharap pujian orang (riya’)
5. tinggalkan sifat berbangga
6. tinggalkan sifat khianat dan menipu
7. meninggalkan sifat dengki

Seterusnya Hatim berkata, “Kemudian aku pergi ke masjid, aku persiapkan  semua anggotaku dan menghadap kiblat. Aku berdiri dengan penuh kewaspadaan dan aku bayangkan Allah ada di hadapanku, syurga di sebelah kananku, neraka di sebelah kiriku, malaikat maut berada di belakangku, dan aku bayangkan pula bahwa aku seolah-olah berdiri di atas titian ‘Sirratul Mustaqim’ dan aku menganggap bahwa solatku kali ini adalah solat terakhirku, kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik.

Setiap bacaan dan doa dalam solat kufahami maknanya, kemudian aku ruku’ dan sujud dengan tawadhu’, aku bertasyahhud dengan penuh pengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas. Beginilah aku bersolat selama 30 tahun.”
Ketika  Isam mendengar, menangislah dia karena membayangkan ibadahnya yang kurang baik bila dibandingkan dengan Hatim.

Sabtu, 12 Februari 2011

TUJUH KALIMAT, HIKMAH DAN FADILAHNYAA

TUJUH KALIMAT,HIKMAH DAN FADILAHNYA

Sabda Rasulullah Salallahu Alaihi Wasalam : "Barang siapa hafal tujuh kalimat, ia terpandang mulia di sisi Allah dan Malaikat serta diampun dosa-dosanya walau sebanyak busa/buihlaut. "

1. Mengucap
'Bismillah' pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu yang baik.

2. Mengucap
'Alhamdulillah' pada setiap selesai melakukan sesuatu pekerjaan baik .

3. Mengucap
'Astagfirullah' jika lidah terpeleset perkataan yang tidak patut.

4. Mengucap
'Insya Allah' jika merencanakan perbuat sesuatu yang belum pasti.

5. Mengucap
'La haula wala kuwwata illa billah' jika menghadapi sesuatu yamg tak  

    Disenangi dan tak diingini.

6. Mengucap
'Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun' jika menghadapi dan menerima

    musibah.

7. Mengucap
'La ilaha illa Allah Muhammadur Rasulullah' sepanjang siang dan

    malam sehingga terbiasa.

WASIAT RASULULLAH SAW DAN LUQMANUL HAKIM

WASIAT RASULULLAH  SAW  DAN  LUQMANUL HAKIM

WASIAT RASULULLAH TERHADAP ALI RA


IBNU ABBAS r.a. meriwayatkan bahawa Ali Abu Talib berkata : "Pada hari perkahwinan dengan Fatimah, Rasulullah S.A.W bersabda kepadaku, mengutarakan tiga belas wasiat  khusus untukku:"
1 Hai Ali , takutlah engkau daripada memasuki tempat mandi (hammam) tanpa
   memakai kain sebatas pinggang. Bahwasanya barangsiapa memasuki tempat
   mandi tanpa kain sebatas pinggang, maka dia mendapat laknat di jari telunjuk dan
   di jari tengah.
2. Hai Ali, janganlah engkau memakai cincin di jari telunjuk dan di jari tengah.
    Sesungguhnya itu adalah  yang dilakukan oleh kaum Lut.
3. Hai Ali sesungguhnya Allah mengkagumi hambanya yang memperbanyak  istighfar;
    "Rabighfirli fainahu Iayaghfirul-zunuba illa Anta"( Tuhanku ampunilah aku.
    Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa melainkan Engkau). Allah lalu
    berfirman ,"Hai malaikat Ku, sesungguhnya hamba-Ku ini mengetahui
    bahwasanya tiada yang mengampuni dosa melainkan Aku. Hai malaikat-Ku
   ,jadilah saksi bahwasanya Aku telah mengampuni dia".
4. Hai Ali, takutlah engkau daripada berdusta. Bahwasanya berdusta itu
    menghitamkan muka dan digelari oleh Allah sebagai kazzab(pendusta). Dan,
    bahwasanya benar itu memutihkan muka dan digelari  oleh Allah sebagai
    sadiq. Ketahuilah engkau, bahawasanya sidiq(benar) itu berkat dan
    kazzab(dusta) itu celaka.
5. Hai Ali, peliharalah diri engkau daripada mengumpat dan mengadu-domba.
    Bahawasanya orang berbuat demikian itu diwajibkan kepadanya siksa kubur dan
    menjadi penghalang kepadanya di pintu syurga.
6. Hai Ali, Janganlah engkau bersumpah dengan nama Allah, baik  dusta atau
    benar, kecuali dalam keadaan dharurah, dan janganlah jadikan Allah permainan
    sumpah engkau, Sesungguhnya Allah tidak mensucikan dan tidak mengasihani
    orang yang bersumpah dusta dengan nama-Nya.
7. Hai Ali, janganlah engkau mencita-citakan rezeki untuk hari esok. Bahwasanya
    Allah Taala mendatangkan rezeki engkau setiap hari.
8. Hai Ali, Takutlah engkau daripada berbantah bantah dan berkelahi dengan aci maki
    dan sumpah seranah. Bahwasanya perbuatan itu pada awalnya jahil dan
    pada akhirnya penyesalan.
9. Hai Ali, senantiasa engkau bersugi dan mencolek gigi. Bahwasanya bersugi
    itu mensucikan mulut, mencerahkan mata dan diridhai Allah, dikasihi oleh malaikat
    kerana malaikat  tidak senang dengan bau mulut.
10. Hai Ali, janganlah engkau mengikuti rasa marah. Apabila timbul rasa marah
    duduklah engkau dan fikirkanlah mengenai kekuasaan dan kesabaran Allah Taala
    kepada hamba-Nya. Pertahankanlah diri engkau daripada dikuasai oleh
    kemarahan dan kembalilah engkau kepada kesabaran.
11. Hai Ali, perhitungkanlah (tahassub) kurnia Allah yang telah engkau nafkahkan
    untuk diri engkau dan keluarga engkau, niscaya engkau mendapat  keuntungan
    daripada Allah.
12. Hai Ali, apa yang engkau benci pada diri engkau , maka engkau bencikan juga
    pada diri saudara engkau dan apa yang engkau kasih pada diri engkau maka
    engkau kasihkan juga pada diri saudara engkau , yakni engkau hendaklah berlaku
    adil dalam memberi hukuman. Dengan itu engkau dikasihi seluruh isi langit dan
    bumi.
13. Hai Ali, perbaikilah hubungan diantara penduduk (jiran) sekampung dan
    diantara ahli rumahmu. Hiduplah dengan mereka sekalian dengan rasa
    persahabatan dan kekeluargaan, nscaya diberikan derajat yang tinggi bagi
    engkau.
   

 

WASIAT LUQMANUL HAKIM SEBELUM MENINGGAL


LUQMAN al-Hakim r.a mengingatkan anaknya ketika beliau berada di ambang kewafatan:

"Wahai anakku! Sampai saat ini banyak yang sudah aku wasiatkan untukmu dan aku ingin mewasiatkan  sekarang dengan enam perkara lagi, terdapat padanya segala ilmu orang yang terdahulu dan kemudian:

1. Janganlah engkau sibukkan dirimu dengan urusan dunia kecuali dengan
    sekedar usia yang engkau miliki.

2. Sembahlah Tuhanmu, sekedar keperluanmu kepada-Nya.

3. Beramallah untuk hari akhirat, sekedar engkau ingin tinggal di sana.

4. Hendaklah engkau menyibukkan dirimu untuk melepaskan lututmu (dirimu) dari
    api neraka, selagi  engkau masih belum mampu  melepaskannya.

5. Beranilah engkau melakukan maksiat (kepada Allah), sebagaimana engkau
    dapat bersabar dengan azab Allah.

6. Sekiranya engkau ingin melakukan maksiat kepada Allah, carilah tempat yang
    lain di mana Allah dan malaikat-Nya tidak dapat melihat dirimu.

KHUTBAH / WASIAT AKHIR NABI MUHAMMAD SAW

"Wahai manusia, dengarlah baik-baik apa yang hendak kukatakan, Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua selepas tahun ini. Oleh karena  itu, dengarlah dengan teliti kata-kataku ini dan sampaikanlah ia kepada orang-orang yang tidak dapat hadir disini pada hari ini.
"Wahai manusia, sebagaimana kamu menganggap bulan ini dan kota ini sesuatu yang suci, anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim sebagai amanah suci. Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak. Janganlah kamu sakiti siapapun agar orang lain tidak menyakiti kamu lagi. Ingatlah bahwa sesungguhya kamu akan menemui Tuhan kamu dan Dia pasti membuat perhitungan  atas segala amalan kamu. Allah telah mengharamkan riba, karena  itu, segala urusan yang melibatkan riba jauhilah sekarang.
"Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu. Dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar, maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikutinya dalam perkara-perkara kecil.
"Wahai manusia sebagaimana kamu mempunyai hak atas isteri kamu, mereka juga mempunyai hak  atas kamu. Sekiranya mereka menyempurnakan hak mereka kepada kamu, maka mereka juga berhak diberi makan dan pakaian, dalam suasana kasih sayang. Layanilah wanita-wanita kamu dengan baik dan berlemah-lembutlah terhadap mereka karena sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu kamu yang setia. Dan hak kamu atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kamu tidak sukai ke dalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina.
"Wahai manusia, dengarlah kata-kataku ini, sembahlah Allah, dirikanlah solat lima waktu, berpuasalah di bulan Ramadhan, dan tunaikanlah zakat dari harta kekayaan kamu. Kerjakanlah ibadah haji sekiranya kamu mampu. Ketahuilah bahwa setiap Muslim adalah saudara kepada Muslim yang lain. Kamu semua adalah sama; tidak seorang pun yang lebih mulia dari yang lainnya kecuali dalam Taqwa dan beramal saleh.
"Ingatlah, bahawa kamu akan menghadap Allah pada suatu hari untuk mempertang- gungjawabkan atas segala apa yang telah kamu kerjakan. Oleh karena itu, awasilah agar jangan sekali-kali kamu keluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaanku.
"Wahai manusia, tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan lahir agama baru. Oleh karena itu wahai manusia, nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kataku yang telah aku sampaikan kepada kamu. Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara, yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya, niscaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. yaitu Al-Qur'an dan Sunnahku.
"Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku, menyampaikan pula kepada orang lain. Semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku dari mereka yang terus mendengar dariku. Saksikanlah Ya Allah, bahwasanya telah aku sampaikan risalah-Mu kepada hamba-hamba-Mu."

Kamis, 03 Februari 2011

MENUJU MA`RIFTULLAH

MENUJU MA`RIFATULLAH

Secara ringkas, untuk mencapai ma`rifatullah di kalangan sufi setidaknya harus melalui beberapa maqam (pangkat/derajat) sebagai berikut:
1.       MUATABAH : - penyesalan atau meninggalkan dosa-dosa seketika dan bertekad untuk tidak melakukannya lagi.
2.       MURAQABAH:  Awas mengawasi atau berintai-intai. Suatu keadaan seseorang yang meyakini sepenuh hati bahwa Allah selalu melihat dan mengawasinya.
3.       MUJAHADAH: Penekanan nafsu dari yang menggiurkan dan pelaksanaan melawan keinginan hawa nafsu pada setiap saat. Mencurahkan keseriusan dalam melawan segala bujukan hawa nafsu dan syaitan.
4.       MUSYAHADAH: Nampaknya Al-Haq di mana alam perasaan sudah mati. Tindak lanjut ajaran ihsan.
5.       MUKASYAFAH: Terbuka tirai. Terbukanya segala tutup dari segala rahasia yang tersembunyi.
6.       MAHABBAH: Cinta. Cinta kepada Allah melebihi cintanya kepada yang selain-Nya.
7.       MA`RIFAT:  Pengetahuan yang tidak menerima keraguan lagi. Pengetahuan tentang dzat dan sifat Allah yang tidak diragukan lagi.
MUATABAH
Pembuat Dosa Lahir : - Mata, telinga, hidung, mulut, tangan, kaki, kemaluan
Cara Muatabah                 : - Mandi dengan niat taubat dan masing-masing dibacakan Istigfar
-          Baca Istighfar 7 x tiap ba`da shalat fardlu
-          Baca Istighfar 7000 x
Pembuat Dosa Bathin : -    latifah qalbi
-          Latifah ruh
-          Latifah sirri
-          Latifah khafi
-          Latifah akhfa
-          Latifah nafsunnatiq
-          Latifah kulli jasad
Cara Muatabah                 : -     Baca “Astaghfirullah wa atubu ilaihi” 7 x tiap ba`da shalat fardlu.
-            Baca Istighfar 7000 x.
MURAQABAH
Kaifiat Muraqabah :        -      Setelah shalat tahajjud, duduk iftirasy penuh sadar dan konsentrasi
                                                   menyatukan fikiran sambil dzikir menunggu saat beraudensi dengan Allah.
-          Setelah wudlu duduk dengan pakaian bersih, menekur di lantai mesjid sambil berzdikir lisan menunggu saatnya berhadapan dengan Allah degan dzauq dan basirah.
Tingkatan Muraqabah:  1. Muraqabah Qalbi : Agar tidak keluar kehadirannya kepada Allah
                                            2. Muraqabatur Ruuh: Agar merasa dalam pengawasan dan pengintaian Allah.
                                            3. Muraqabatussirri: Agar selalu meningkatkan amal ibadahnya dan  
                                                memperbaiki adabnya.
Buah Muraqabah  :   1. Sifat Malu (Haya)
-          Terhadap manusia
-          Terhadap diri sendiri
-          Terhadap Allah
                                     2. Hormat kepada Allah (Haibah)
                                     3. Memuliakan Allah (Ta`dzim).

MUJAHADAH
Melawan Hawa Nafsu. Melawan Bisikan Syaitan.
Metodenya:     
Mengurangi Makan
Latihan Amalan :  lnggeng wudlu, langgeng puasa, langgeng diam, langgeng khalwat, langgeng dzikir :    
                                 Laa Ilaaha Illallah, Langgeng hubungan bathin dengan guru, meninggalkan
                                 kekhawatiran, meninggalkan sikap menentang Allah, baik kondisi membahayakan
                                 maupun memeberi manfaat.
Ciri-ciri Bisikan Syaitan:
-          Perbuatan muncul dari bisikan hati dengan penuh semangat membara bukan dengan rasa takut kepada Allah
-          Disertai emosi yang tergesa-gesa bukan dengan cara pelan dan halus
-          Disertai dengan rasa aman-aman saja bukan disertai rasa khaup kepada Allah
-          Disertai rasa membabibuta terhadap perbuatan bukan disertai dengan mata hati (Bashirah).
MUSYAHADAH
Musyahadah dilakukan melalui pintu mati:
1.       Mati Thabi`I (Dzikir Qalbi) :
-          Pana pertama
-          Pana pi Af`al
-          Gerak dan diam adalah pada Allah
2.       Mati Ma`nawi (Dzikir Latifatur Ruh)
-          Pana kedua
-          Pana pis Sifat yang tinggal hanya sifat Allah yang Maha Sempurna.

3.       Mati Surri (Dzikir Latifatus Sirri)
-          Mulai masuk  pintu musyahadah dengan Allah. Alam wujud ditelan alam ghaib yang penuh dengan Nur Alan Nuuri.
4.       Mati Hissi (Dzikir Latifatul Khafi)
-          Menanjaknya bathin lebur dalam kebaqaan Allah. Dalam keadaan ini bersatulah abid dengan ma`bud.
Hijab Musyahadah: Kekufuran, kebodohan, suudhan terhadap Allah, Sibuk dunia lupa akhirat.
Penggagal Musyahadah: Malas (Kasl), bimbang (futur), pembosan (malal), riya, ujub, bangga pujian
                                             orang (sum`ah).  
MUKASYAFAH
1.       Mukasyafah Rububiyyah (Terbuka Tirai Ketuhanan).
Merupakan karunia dan anugerah atas kasih sayang Allah. Disebut  “Karomah”
2.       Mukasyafah Ghaibiyah (Terbuka Tirai Keghaiban).
Terkadang merupakan cobaan atau la`nat dari Allah. Disebut “Khariqul Adat”.
3.       Do`a mencri Mukasyafah : Diantaranya dapat dipakai do`a “Sarmadiyyah” dari Abu Hayyullah Al-Marzuki Al Maliki.
MAHABBAH
Syarat dan Karakteristik Mahabbah:
-          Ma`rifatullah
-          Dzikrullah
-          Taat kepada Allah
-          Ikhlas kepada Allah
-          Takut kepada Allah
-          Tawakkal kepada Allah
-          Syukur kepada Allah
-          Shabar.
Buah Mahabbah :
-          Al-Uns : Sakinah, Tumaninah
-          Wushul: Segala yang dipandang terlihat Allah
-          As-Syauq : Rindu kepada Allah.
MA`RIFAT
Ma`rifat dengan :
-          Ilmul Yaqin (Dengan dalil/Keterangan)
-          Ainul Yaqin (Dengan kenyataan)
-          Haqqul Yaqin (Yakin tanpa melalui dalil dan pembuktian).
Terhadap:
-          Dzat Allah : Wujud Esa, wujud Tunggal, Maha Agung, Berdiri dengan sendirinya, Tiada yang menyerupainya.
-          Sifat-sifat Allah : Maha Hidup, Maha Mengetahui, Maha Kuasa, Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Sempurna dengan segala Sifat-Nya.
Demikianlah sekilas tentang urutan maqam yang  dilalui oleh para sufi menuju ma`rifatullah. Semoga bermanpaat bagi para pembaca. Amin….

Disarikan dari “Jalan Menuju Ma`rifatullah dengan Tahapan 7 M, Ust.Asrifin S.Ag.

www.prabuwiku-prabuwiku.blogspot.com